Dalam beberapa kometar saya di akun facebook seringkali saya mengajak kawan-kawan semua untuk mulai bersahabat dengan Trend. Apa hubungan antara Trend, Harga Emas dan Harga Telur?
Ketika harga telur Rp. 15.000,- mungkin banyak yang tertarik dan membeli telur tersebut. Beberapa hari kemudian karena laris dan permintaan makin banyak, harga telur naik menjadi Rp. 17.500,- dan pada posisi harga tersebut masih banyak juga yang membeli meskipun sudah agak berkurang dibandingkan ketika harga hanya Rp. 15.000.
Karena masih banyak beli, beberapa hari kemudian harga telur kembali mengalami kenaikan menjadi Rp.20.000 per Kg. Pada posisi harga tersebut pembeli mulai malas membeli telur sebagai bahan untuk lauk makan, dan mulai beralih membeli tempe yang dirasa lebih murah, jadi bisa berhemat dan yang penting tetap bisa bikin kenyang perut. Namun masih ada juga pembeli dengan tingkat ekonomi yang agak tinggi tetap membeli telur.
Ternyata beberapa hari kemudian, harga telur kembali mengalami kenaikan menjadi Rp. 24.000 per Kg. Pada posisi harga tersebut, semua orang menganggap harga itu sudah terlalu tinggi sehingga sudah tidak ada yang sanggup membeli. Kalaupun ada, yang membeli adalah orang yang terpaksa membeli karena betul-betul butuh telur dan orang yang selama ini tidak tahu harga telur.
Nah kondisi dimana orang sudah sangat malas dan tidak sanggup untuk membeli kita sebut sebagai OVERBOUGHT / OVERBUY (jenuh membeli). Ketika pembeli sudah mengalami kejenuhan dalam membeli secara otomatis pedagang yang punya stok telur banyak akan mulai kebingungan jangan2 nanti telurnya malah jadi busuk kalau disimpan. Maka penjual akan mulai menjual telur dengan harga yang lebih rendah misalnya kembali ke Rp.20.000/kg. Apalagi bagi pedagang telur tersebut saat ini tinggal ambil untungnya saja, toh sudah balik modal dari kemarin2.
Saat harga Rp. 20.000 orang masih malas2an beli karena merasa harga segitu masih mahal, maka penjual menurunkan menjadi Rp. 18.000. Pada posisi Rp. 18.000 sudah mulai ada beberapa yang membeli. Karena stok telur masih banyak dan pembelinya masih sedikit penjual kembali menurunkan harga menjadi Rp. 15.000, dan pembeli pun sudah mulai berdatangan. Karena stok telur yang agak lama masih ada dan belum terbeli, penjual kembali menurunkan harga menjadi Rp. 12.000 , makin banyak saja yang beli. Kebetulan penjual masih pny sedikit stok telur yang tinggal beberapa hari lagi bs busuk, maka penjual menurunkan menjadi Rp. 10.000 , tapi calon pembeli mulai berpikir, jangan2 telurnya sudah ga bagus lagi.
Karena sudah diturunkan tetap saja tidak laku, akhirnya penjual mengalami kejenuhan dalam menjual (anggap saja ini titik OVERSELL/OVERSOLD). Ketika terjadi OVERSELL / OVERSOLD, yang akan dijual adalah telur2 lama ditambahkan telur baru yang lebih segar dan tentunya harganya diatas harga terendah, maka harga akan kembali naik menjadi Rp. 13.000 dan seterusnya. Begitu terus dan terjadi berulang-ulang naik turun. Maka perkembangan harga telur pun membentuk seperti gelombang.
Sama hal nya dengan telur, emas pun demikian. Pada posisi harga tertentu orang banyak yang membeli, kemudian naik, naik, naik dan naik lagi hingga orang mengalami kejenuhan dalam membeli karena dianggap sudah sangat mahal. Titik ini kita namakan sebagai titik OVERBOUGHT / OVERBUY (Jenuh Membeli). Ketika terjadi kejenuhan dalam membeli, harga akan bergerak turun secara bertahap seperti harga telur tadi dan akhirnya sampai pada titik yang rendah. Maka terjadilah OVERSOLD / OVERSELL karena harga dianggap sudah sangat murah. Sama hal nya seperti telur, maka ketika sudah sampai pada titik ini maka harga emas akan mulai kembali naik.
Pertanyaannya, apakah ketika membeli telur seharga Rp. 14.000 per kg lalu pembeli akan kecewa setelah beberapa saat kemudian ternyata harga telur turun? Tentu sedikit kecewa karena sedikit lebih boros dalam membeli telur. Tapi positifnya dengan mengkonsumsi telur maka kebutuhan akan protein akan terpenuhi dan org tersebut menjadi sehat.
Bagaimana dengan emas? sudah pasti kecewa juga karena ternyata harga emas sesudah membeli malah turun. Namun janganlah terlalu kecewa, karena paling tidak dengan mempunyai emas, kita sudah memiliki aset yg bisa memproteksi harta kita dari ancaman inflasi.
Masalahnya mungkin banyak yang membeli emas dengan berhutang, maka ketika emas turun menjadi rugi. Pesan saya, belilah emas sesuai kemampuan, lebih bagus lagi bisa cash. Misalkan tidak bisa cash, belilah dengan dicicil sesuai kemampuan. Misalkan membeli dengan berhutang, janganlah mengambil hutang terlalu besar / maksimal karena ketika harga turun hutang kita akan semakin menumpuk. Berhutanglah dengan perhitungan yang lebih matang. Bagus juga membeli emas dengan hutang bank yang cukup banyak, namun untuk membelinya tunggulah pada waktu yang tepat dengan memperhatikan trend pergerakan harga. Kalau tidak, bukan untung yang kita dapat malah mungkin hutang yang semakin menumpuk.
Ibarat beli telur, beli lah sesuai kebutuhan dan kemampuan dalam mengkonsumsi. Kalau terlalu banyak membeli tapi tidak punya kulkas buat nyimpan maka telur akan lebih cepat busuk. Kalau menghindari kebusukan dengan cara mengkonsumsi telur dalam jumlah melebihi normal malah bisa2 nanti bisulan di jidat.
Berkawan lah dengan Trend ....
Semoga bermanfaat
1 komentar:
dalam trading forex, emas ataupu yang laionya di mana kita bisa menggunakan trading dengan buy dan juga sell maka tentu saja akan ada kondisi pasar yang jenuh dan kemudian berbalik arah, oleh karena itu penggunaan indikator yang ada di octafx dimanfaatkan dengan baik sekali, seperti juga dengan menggunakan SR dan juga RSI
Post a Comment