Sentimen Amerika Serikat dan Eropa dinilai pasar masih tetap menjaga trend kenaikan harga emas dunia. Oleh karena itu, sebuah penurunan semata merupakan koreksi normal. Emas berpotensi naik ke level US$1.918 pekan ini.
Periset dan analis PT Monex Investindo Futures Daru Wibisono memaparkan bahwa pasar menanggapi biasa-bisa saja atas pidato Presiden AS Barack Obama, pada Kamis (8/9) malam dan pidato gubernur Bank Sentral AS The Fed Ben Bernanke. Tidak ada hal-hal yang khusus.
Bahkan menurut Daru, pasar juga sudah mengantisipasi sebelumnya atas angka proposal Obama senilai US$447 miliar untuk sektor tenaga kerja. “Karena itu, emas dirasa masih potensial naik seiring pasar yang diliputi faktor global baik dari AS maupun dari Eropa,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (9/9).
Masih paparan Daru, memang pidato Obama juga memberikan dampak positif karena ada niat baik untuk menstimulus ekonomi melalui sektor tenaga kerja. Tapi, pasar melihat berbeda niat baik itu. “Obama dinilai oleh pasar tidak memberikan detil rinci perihal stimulus itu,” ujar Daru. “Pasar menginginkan seperti apa pendistribusiannya. Lembaga mana dan siapa yang mengontrolnya.”
Sedangkan di sisi lain, Gubernur The Fed Ben Bernanke, banyak bicara mengenai hal-hal positif tapi tidak juga mengutarakan rinciannya. Perihal Quantitative Easing (QE), Bernanke baru akan mengutarakannya pada Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting, pada Kamis (22/9). “Karena itu, market masih wait and see sehingga gonjang-ganjing,” paparnya.
Situasi Eropa pun, ditegaskan Daru masih mendukung penguatan harga emas setelah European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga acuannya masing-masing 1,5% dan 0,5%. Apalagi, Presiden ECB Jean-Claude Trichet menyatakan, pejabat tinggi di kawasan Eropa mau tidak mau, harus memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Pernyataan itu bernada dovish, bersifat negatif bagi mata uang euro. Dalam konteks suku bunga, dovish cenderung mempertahankan suku bunga atau justru diturunkan. Sedangkan nada hawkish mendukung kebijakan pengetatan moneter berupa kenaikan suku bunga. “Karena itu, euro melemah tajam dibandingkan mata uang utama lainnya,” ungkap Daru.
Pelemahan itu, dikatakan Daru, jadi kesempatan untuk mengalihkan aset-aset berisiko ke aset yang lebih aman seperti emas. Karena itu, emas kembali menguat US$7,61 (0,41%) ke level 1.877,47 per troy ounce pada Jumat (9/9) pukul 14.50 WIB.
Sementara itu, dari Inggris, dengan dipertahankannya suku bunga di level 0,5%. Sebab, data-data fundamental ekonomi negara persemakmuran itu belakangan ini, menunjukkan angka yang kurang bagus. “Dari Eropa dan Inggris saja sudah memperlemah mata uangnya dan otomatis memperkuat emas,” tutur Daru.
Karena itu, dalam sepekan ke depan, Daru memperkirakan, volatilitas harga emas berpeluang tinggi. Kisaran Fibonacci yang digunakan pun adalah harga tertinggi 23 Agustus 2011 hingga level terendah pada 25 Agustus.
Menurutnya, resistance emas di level US$1.912 (level tertinggi 23 Agustus). Tapi, sebelum mencapai tersebut, target resistance terdekatnya di level US$1.880-US$1.890. Jika menggunakan Fibonacci Projection, penguatan emas berikutnya yang logis di level US$1.918 di atas level retracement 61,8%. “Tapi, tidak tertutup kemungkinan emas mencapai US$1.920 dalam sepekan ke depan,” ucap dia.
Sementara itu, lanjutnya, level support emas berada di level US$1.830 per troy ounce (level Fibonacci Retracement 38,2%). Support terdekatnya di level US$1.860 (level retracement 23,6%) dan level retracement 50% di level US$1.807. “Sedangkan retracement untuk jaga-jaga 61,8% di level US$1.782,” urai Daru.
Dia menegaskan, harga emas cenderung naik. Kalaupun terjadi koreksi, merupakan koreksi normal dalam sebuah pergerakan naiknya. Walaupun, emas sempat mengalami koreksi tajam US$200-an poin per troy ounce pada Selasa (23/8) hingga Kamis (25/8) dari level US$1.900 ke level US$1.700. “Tapi, ini masih dianggap koreksi sementara dan wajar,” paparnya.
Karena itu, dalam situasi ini, bagi yang sudah punya posisi, direkomendasikan hold. Tapi, bagi yang ingin masuk, bisa membeli di level-level support US$1.830 dan US$1.807. Hanya saja, menurutnya, dana harus disisakan untuk mengambil posisi di level US$1.782.
Untuk jangka pendek, pelaku pasar bisa beli di level support US$1.860. Semakin dekat level supportnya, semakin besar dana yang dialokasikan. Sebab, emas akan segera kembali naik. Terhitung sejak 25 Agustus, emas belum mengalami koreksi yang signifikan. “Emas hanya konsolidasi dalam emapat hari pada awal September, setelah itu belum memberikan sinyal turun,” beber Daru.
Sedangkan posisi jual, ditambahkan Daru, bisa dilakukan di level US$1.912 atau US$1.918 dengan tetap memperhatiakn risk management-nya. Di level US$1.880-US$1.890 lebih baik hold saja dulu sambil menunggu perkembangan baru dari ekonomi global pekan ini. “Sebab, perkembangan baru akan memberikan petunjuk baru bagi arah pasar emas,” imbuhnya.
» Read More...